
SUKAMARA Warga Desa Sagu Kecamatan Kotawaringin Lama Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) dan warga Desa Pangkalan Muntai Kecamatan Sukamara khawatir dengan luapan kolam limbah pabrik PT HK Bila. Menurut Aini, warga Desa Muntai, kolam limbah pabrik itu dibangun mendekati Sungai Bila, satu satunya sungai yang ada di Muntai.
Aini menerangkan, jarak kolam limbah dan sungai sekitar 250 meter. “Yang kita khawatirkan adalah saat musim hujan. Apabila kolam itu meluap, pasti merembes ke Sungai Bila,” jelas Aini. Padahal, lanjutnya, air Sungai Bila dimanfaatkan warga Muntai untuk mandi dan tempat mencari ikan.
Selain khawatir tercemar, warga juga mempertanyakan izin lokasi pabrik PT HK Bila. Warga mempertanyakan apakah PT HK Bila masuk ke wilayah Kobar atau Sukamara.
Hal itu dipertanyakan salah seorang warga Sagu, Lian. “Sampai saat ini belum tau ijin dan lokasi berdirinya pabrik itu, apakah kobar atau Sukamara” jelas Lian kepada Borneonews.Menurut ia, kejelasan lokasi sangat penting untuk mengetahui pemkab mana yang bertanggung jawab untuk mengawasi operasional perusahaan. Terutama jika terbukti merugikan warga.
Ia berharap, pemkab Sukamara maupun Kobar meninjau lokasi berdirinya pabrik tersebut, agar warga tidak resah.General Manajer PT HK Bila, Tumbur Pardede, saat dimintai konfirmasi Borneonews, menyatakan, izin dan lokasi berdirinya pabrik tersebut masuk wilayah Sukamara. “Pabrik itu masuk wilayah kabupaten Sukamara” jelas Tumbur melalui pesan Singkat.
Sementara itu, Bupati Sukamara Ahmad Dirman membenarkan pabrik PT HK Bila masuk wilayah Sukamara. “Izin berdirinya pabrik PT HK Bila masuk wilayah Sukamara,” papar Ahmad Dirman.
Menanggapi keresahan warga, mengenai lokasi kolam limbah yang berdekatan dengan Sungai Bila, bupati menjelaskan, sebelum pabrik itu berdiri, pemkab sudah menurunkan tim untuk meneliti kemungkinan terjadi pencemaran.
“Tidak apa-apa itu, apabila pihak pabrik melakukan kesalahan terhadap lingkungan, tim kita kan ada. Dan yang mengkaji Amdal itu masuk wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat,” jelas Bupati Sukamara Ahmad Dirman.
Sumber : Borneo News
Menanggapi keresahan warga, mengenai lokasi kolam limbah yang berdekatan dengan Sungai Bila, bupati menjelaskan, sebelum pabrik itu berdiri, pemkab sudah menurunkan tim untuk meneliti kemungkinan terjadi pencemaran.
“Tidak apa-apa itu, apabila pihak pabrik melakukan kesalahan terhadap lingkungan, tim kita kan ada. Dan yang mengkaji Amdal itu masuk wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat,” jelas Bupati Sukamara Ahmad Dirman.
Sumber : Borneo News
Posting Komentar