KASONGAN, Jika
Wahyudi K Anwar mulai melirik Kabupaten Seruyan, usai memimpin Kabupaten
Kotawaringin Timur (Kotim) selama dua periode, lain lagi dengan Bupati
Katingan, Duwel Rawing. Meski sama-sama berhasil menjadi bupati selama dua
periode, namun Duwel mengaku tidak tertarik ekspansi mengincar kursi bupati di
daerah lain.
Ketika ditanya terkait masalah
ini, Duwel langsung mengutarakan sikapnya. Dia mengaku tidak tertarik untuk
mencalonkan diri sebagai bupati di daerah lain. Dengan bijak dia mengaku lebih
memilih memberi kesempatan pada kader muda untuk memimpin daerah.
Bupati yang terkenal disiplin
ini, berpandangan bahwa sudah saatnya memberikan kesempatan kepada yang muda
untuk memimpin daerah, karena menurutnya yang muda lebih enerjik. Asalkan
benar-benar berniat membangun dan memajukan daerah, sambungnya, maka energi
tersebut harus betul-betul untuk kepentingan daerah, bangsa dan negara.
"Saya tidak pernah
berpikir ke sana (melirik kursi bupati daerah lain, red). Saya ingin memberi
kesempatan kepada yang muda yang lebih energik," ujar Duwel Rawing, Rabu
(11/7).
Sementara itu, Budi, pemerhati
politik di Katingan mengatakan langkah Duwel Rawing yang tidak menginginkan
kursi bupati di daerah lain patut mendapat acungan jempol. Hal itu merupakan
etika politik yang bisa dijadikan panutan bagi kaum muda, yang mana apabila
sampai saatnya nanti juga memberikan kesempatan kepada yang lain.
"Saya melihat, pak Duwel
itu memberikan pelajaran politik yang baik, beliau bahkan mendorong yang muda
dan yang energik untuk berkiprah dalam membangun daerah. Hal ini harus menjadi
kerangka berpikir yang baik bagi para politisi muda," ujar Budi.
Menurut Budi, tenaga dan
pemikiran seorang Duwel Rawing, saat ini masih dibutuhkan masyarakat Katingan,
dan umumnya masyarakat kalteng. "Pak Duwel harus berkiprah di kancah
politik skala nasional. Beliau harus menjadi wakil masyarakat Kalteng, untuk
memperjuangkan kepentingan masyarakat Kalteng. Secara pribadi saya mendorong
pak Duwel agar menjadi wakil di senayan pada pemilihan anggota DPR RI," papar
Budi.
Dinilai
Wajar dalam Politik
Kabar Wahyudi K Anwar yang
akan mencalonkan diri sebagai Bupati Seruyan dalam pemilu kepala daerah
(pemilukada) Seruyan pada 4 April 2013 nanti, menuai pro dan kontra. Meski
tidak sedikit yang kurang sependapat dengan wacana itu, namun ada pula yang
menilai bahwa rencana itu bukan hal aneh dalam politik, apalagi memang belum
ada aturan yang melarangnya.
Pemerhati sosial politik di
Kotawaringin Timur (Kotim), Muhammad Gumarang, menilai bahwa tidak ada yang
perlu disalahkan dan dijustifikasi dengan niat Wahyudi untuk maju sebagai calon
Bupati Seruyan. Menurutnya, langkah berpolitik memang seperti itu dan jangan
dilihat sebagai sebuah langkah mundur, tanpa belum melihat bagaimana hasil
akhirnya nanti.
“Wahyudi ingin maju ke
Seruyan, itu sah-sah saja dalam berdemokrasi dan tidak ada larangannya, apalagi
jika dilihat dari kemampuannya. Jadi saya rasa tidak perlu ada yang sentimen
dan menilai negatif. Boleh hasrat itu saat ini dinilai mudur selangkah,
tetapi bisa saja itu untuk maju sepuluh langkah ke depan,” ungkapnya kepada
Radar Sampit, kemarin(12/7).
Menurut Gumarang, masih
terlalu dangkal apabila ada yang menilai langkah itu mengatif. “Dalam
berpolitik tidak mengenal tua muda, senior junior, melainkan kapasitas yang
dilihat dan kemampuan infrastruktur secara menyeluruh,” ucapnya.
Begitu juga menangkap
keinginan Ahmad Ruswandi Darwan Ali, yang merupakan putra dari Bupati Seruyan
saat ini, menurutnya, juga merupakan keinginan yang sah-sah saja dan tidak
perlu dijustifikasi negatif karena haus akan kekuasaan. “Kepentingan dalam
berpolitik ini macam-macam dan kita tidak bisa menilai satu sisi semata, apakah
itu karena ambisi atau apa. Positif
thinking saja,
karena hal itu hak setiap warga negara dan masih di dalam koridor aturan yang
berlaku di negara ini,” tegasnya.
Gumarang mengaku justru
tertarik mengkritisi tujuan dan modus para bakal calon yang akan maju di
Pemilukada Seruyan nanti, untuk berebut menduduki kursi bupati. “Kalau baru
langkah pertama ini menilainya, itu masih dangkal. Kita harus melihat beberapa
langkah ke depan,” tambahnya.
Sementara itu mengenai langkah
politik Wahyudi yang pernah menjadi Bupati Kotim selama dua periode itu,
Gumarang mengamatinya, langkah politik itu akan berlanjut hingga ke perhelatan
politik tahun 2015 mendatang. Dikatakannya, sosok dan pengalaman serta
kapasitas Wahyudi cukup memiliki kans untuk mengikuti perhelatan politik dalam
pemilihan Gubernur Kalteng. Sehingga niat untuk maju ke Pemilukada Seruyan,
menurutnya hanya satu langkah mundur untuk sepuluh langkah maju menuju Kalteng
1.
“Hal itu sah-sah saja dalam
pergerakan politik seseorang, artinya 2013 mendapatkan kursi Bupati Seruyan dan
dengan pondasi itu, menjadi kuat untuk maju ke Kalteng satu. Kalau pun lepas,
tentunya tetap kembali menjabat sebagai bupati. Contohnya kan bisa kita lihat,
seperti Jakowi yang belum selesai jabatan walikotanya, lalu kemudian mencalon
untuk kursi gubernur DKI,” pungkasnya (Sumber : Radar Sampit)
Posting Komentar